Jakarta -Olahraga padel belakangan menjadi tren di kota-kota besar. Demam padel bukan hanya selebritis dan influencer, masyarakat umum juga banyak yang menjajal jenis olahraga satu ini.
Banyak yang menganggap bahwa padel termasuk olahraga eksklusif. Bukan tanpa alasan, mengingat biaya sewa lapangan padel terbilang tidak murah. Dari penelusuran detikcom pada Kamis (10/7/2025) biaya sewa lapangan padel di Jakarta Selatan ada di kisaran Rp 350.000-400.000 per jam.
Belum lagi, padel termasuk dalam daftar 21 olahraga yang dikenai pajak hiburan sebesar 10 persen di DKI Jakarta. Kebijakan ini mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Nomor 257 Tahun 2025 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Kepala Bapenda Nomor 854 Tahun 2024.
Co-Founder komunitas Rich Padel, Ivan Wijaya, menyebut setiap orang yang hendak main padel umumnya harus merogoh kocek sekitar Rp 185 hingga Rp 230 ribu, tergantung lokasi bermain dan game yang diikuti. Namun begitu, olahraga ini tidak pernah sepi peminat.
"Padel itu bukan sekadar olahraga, tapi juga social game. Kalau dibagi per orang, harganya masih masuk akal karena bisa main empat orang. Dan pengalaman yang didapat bukan cuma fisik, tapi juga relasi dan networking," kata Ivan kepada kami, Kamis (10/7/2025).
"Banyak yang bilang, main padel itu kayak nongkrong sambil keringetan. Makanya tetap laku, karena value-nya bukan cuma di harga, tapi di experience yang ditawarkan," sambungnya.
Senada, Hana (23) karyawan swasta di Tangerang mengatakan bahwa dirinya ketagihan bermain padel. Awalnya penasaran, lama-lama tertarik karena olahraganya seru.
"Pada saat coba main ternyata seru dan jujur challenging (menantang) karena ada cara lain selain hanya langsung dipukul bolanya, tetapi ada opsi untuk dipantul dan gerakan ini susah cuman pas udah tau caranya ada feeling satisfying (memuaskan)," katanya.
Dengan makin maraknya atlet-atlet baru di olahraga padel, spesialis olahraga dr Andhika Raspati, SpKO mengingatkan setiap olahraga memiliki risiko. Dirinya berpesan kepada para pemain padel untuk menyesuaikan intensitas bermain dengan kondisi tubuh masing-masing.
"Semua olahraga punya risiko. Jadi jangan sampai kita FOMO, kita nggak kenal tubuh kita dan main gaspol aja jedar-jeder, kenalah risikonya," kata dr Dhika saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2025).
Risiko yang paling umum terjadi, lanjut dr Dhika adalah cedera di tangan, yakni pada sikut atau pergelangan tangan. Hal ini karena gerakan yang intens dilakukan pada padel adalah memukul, layaknya tenis atau badminton.
Namun, bagi mereka yang tidak mengetahui seberapa sehat kondisi jantungnya, bisa saja terjadi kolaps saat di lapangan.
"Kalau dia nggak tahu dia punya sakit jantung, dia main padel bisa kolaps. Jadi memang lagi-lagi kenali dirimu dulu," tutupnya.